Lelaki Terbaik

Mencintai sesungguhnya adalah bertukar kabar, meski raga tak lagi bersua. Kabar kepulangan itu datang saat semua orang memuliakan bulan, dimana siang dan malam penuh dengan keberkahan. Tepat, dihari kelima belas Ramadhan. Pesan yang dikirimkan oleh sahabat kecil dari kota Medan. Kubaca pesannya perlahan. Tetiba dada sesak menahan sakit sebab kedatangan kabar pilu. Seperti tidak percaya, bak petir yang menyambar disiang bolong. Tak banyak yang bisa dilakukan, karena kabar yang mendadak.

Sesaat mencoba menghubungi siapapun yang bisa dihubungi, agar bisa melihat wajahnya untuk yang terakhir. Alhamdulillah, wajahnya tersenyum. Rasanya, tak kuasa menahan tangis. Sudah lupa rasanya malu saat menangis dan tengah keramaian. Bapak…..

Melihat kepergiannya, sadar bahwa itu adalah pertemuan terakhir Kami. Entah kapan akan kembali bertemu. Di ruang sebelah mana, atau di taman mana nantinya akan bersua. Ini hanya kisah cinta diantara Kami. Ia sosok bapak yang sangat penyayang. Empatinya, belas kasihnya begitu besar. Memang, ia adalah sosok yang tegas juga jujur.

Melihatnya kepergiannya, sekelebat kenangan hadir dikepala. Saat manis bersamanya. Ia tidak pernah lelah mengajariku belajar mengayuh sepeda. Setiap hendak terjatuh, ia tak bosan mengajarinya berkali kali. Ia terlihat ceria dan menyemangati. Ia, mengajariku untuk menjadi pribadi yang pantang menyerah. Ia juga mengajariku untuk rajin belajar, agar aku tumbuh menjadi anak yang kuat. Hal yang paling membuatnya marah adalah ketika melihat ada nilai merah di raportku. Dan itu pernah terjadi satu kali. Alhamdulillah berkat dukungannya aku sering menjadi juara kelas. Rasa cinta itu hadir dan tumbuh hingga Kami tidak ingin mengecewakan satu sama lain. Ia adalah sosok lelaki yang sabar, ia juga hemat. Terbukti saat ia memiliki barang, barang itu bisa bertahan diwaktu yang lama. Ia, lelaki pembersih. Ia, pernah mengajariku untuk menyikat kamar mandi. Membersihkan selokan. Bahkan,ia pernah mengajariku mencuci mobil. Pada saat itu Aku masih duduk dibangku SMP. Aku selalu marah dan mengeluh saat diminta untuk mencuci mobil. Seketika aku harus berubah menjadi montir cantik. Dulu, aku berfikir itu adalah hal terjelek atau perlakuan buruk. Tapi sekarang ketika ia berpulang, Aku baru menyadari bahwa semua itu adalah butir kebaikan yang ia tanam untukku.

Kisah cinta Kami begitu unik tercipta karena cintaNya. Aku bisa merasakan cintanya yang begitu besar. Terkadang ego dan sikap tegasnya menutupi rasa cinta itu sendiri. Jutaan pasang mata melihat kisah cinta Kami terjeda. Seperti musuh. Padahal Kami hanya mencoba menghindar agar tidak melukai dan bisa mengobati luka satu sama lain. Aku pergi meninggalkannya, saat ia benar benar terpuruk dengan kisah cintanya. Dan luka itu meninggalkan bekas yang lama. Dulu, Kami hanya terpisah karena jarak yang masih bisa ditempuh. Tetapi sekarang Kami benar benar terpisah di alam yang berbeda. 

Tak cukup untaian kata terima kasih karena sudah mengajariku untuk mencintai dan memberi arti yang sesungguhnya. Kukirimkan kabar setiap hari, berharap ia, selalu tersenyum saat mendapat kiriman bait cinta dari alam yang semu ini sebagai bukti cinta yang sesungguhnya. Aku hanya ingin mengatakan, mungkin diantara dua cinta yang pernah mengisi hatinya, ini adalah cinta yang paling abadi. Tanaman kebaikan yang pernah ditanamnya bersemai dan melekat pada setiap aktivitas yang kulakukan. Terselip harapan, atas apapun yang kulakukan di dunia ini, menjadi hadiah untuknya yang mengalir tanpa putus. Aku hanya ingin mengatakannya sekali lagi, “Dia adalah cinta sejati, yang tak seorangpun bisa menggantikannya”.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *